"Ya Misru, Nadal Mukhlishuna wa Kabbaru"
Gubahan al-Muhaddits Prof. Dr. Ahmad
Umar Hasyim
(20/05/2020)- Pada malam 27 Ramadan
1440 H., masjid al-Azhar menggelar peringatan menghidupkan malam lailatul qadar
yang dihadiri oleh ulama-ulamanya, di antaranya beliau Prof. Dr. Ahmad Umar
Hasyim. Selain para ulama, al-Azhar juga mengahadirkan munsyidah Zahra Layeq
Hilmi; siswi kelas satu Tsanawi (sederajat SMA) al-Azhar dari provinsi Kafr
al-Syekh. Ia diberi kesempatan untuk melantunkan beberapa kasidah, salah
satunya kasidah “Ya misru, nadal mukhlishun” karangan ulama kenamaan al-Azhar al-Syarif Prof. Dr. Ahmad Umar
Hasyim. Akhirnya, video lantunan munsyidah Zahra viral dalam kalangan
al-Azhar. Nah, Agar kita bisa lebih menikmati keindahan lirik dan makna
syair tersebut, saya -dengan segala keterbatasan- mencoba menerjemahkannya. Semoga
bermanfaat.
يَا
مِصْرُ نَادَى الْمُخْلِصُونَ وَكَبَّرُوا
* لَمَّا تَجَلَّى فِي سَمَاكِ
الْأَزْهَرُ
Duhai, Mesir!
Mereka yang tulus, berseru dan bertakbir #
tatkala al-Azhar tampak di langitmu
مِنْ
أَلْفِ عَامٍ بَلْ يَزِيدُ وَمَجْدُهُ * فِي قِمَّةِ التَّارِيخِ لَا يَتَقَهْقَرُ
Sejak
seribu tahun -bahkan lebih- keagungannya * pada puncak sejarah tidak
terkalahkan
صَانَ
التُّرَاثَ وَصَانَ دِينَ مُحَمَّدٍ * وَبِهَدْيِهِ يَنْبُوعُهُ يَتَفَجَّرُ
Merawat turats
(warisan) dan agama Nabi Muhammad * Dengan hidayah Baginda Nabi, mata airnya
selalu memancar
وَحَمَى
الشَّرِيعَةَ وَالْحَقِيقَةَ وَالْهُدَى * مِمَّنْ طَغَوْا وَبَغَوْا عَلَيْهِ
وَزَوَّرُوا
Menjaga syariat,
hakikat, dan hidayah * dari siapa pun yang melampaui batas, zalim, dan berdusta
يَا
مِصْرُ فِيكِ حَضَارَةٌ دِينِيَّةٌ * وَمَدَدْتِ كَفَّكِ لِلَّذِينَ تَحَضَّرُوا
Duhai,
Mesir! Peradaban agama ada padamu * Kau mengulurkan tangan untuk mereka yang
berperadaban
يَا
مِصْرُ فِيكِ النِّيلُ عَذْبٌ سَائِغٌ * لَكِنَّ أَزْهَرَنَا الشَّرِيفَ الْكَوْثَرُ
Duhai,
Mesir! Dalam dirimu ada sungai Nil, ia tawar dan segar * Tetapi, al-Azhar
al-Syarif ialah telaga Kautsar
أَهْرَامُكِ
الشَّمَّآءُ شَاهِدُ عِزَّةٍ * وَالْأَزْهَرُ الْمَعْمُورُ بَدْرٌ نَيِّرُ
Piramidamu menjulang tinggi, menyaksikan keluhuran * Sedangkan
al-Azhar al-Ma’mur menjadi purnama yang berseri-seri
يَا
أَزْهَرَ الْإِسْلَامِ أَنْتَ مَنَارَةٌ * فِي
كُلِّ عَالَمِنَا سَنَاكَ مُنَوِّرُ
Duhai, al-Azhar!
Engkau bagaikan mercusuar * Cahayamu menyinari seluruh alam semesta
مَجْدٌ
لِمَشِيخَةٍ وَرِفْعَةُ مَسْجِدٍ * وَشُمُوخُ جَامِعَةٍ وَعِزٌّ أَكْبَرُ
Kemuliaan masyikhah,
menjulangnya masjid, dan tingginya kampusmu * sungguh bukti keluhuran yang
nyata
وَالْيَوْمَ
قَدْ عَمَّ الْحَيَاةَ ضِيَاؤُهُ * قُمْ يَا مُعِزُّ اشْهَدْ وَقُمْ يَا جَوْهَرُ
Saat ini,
cahayanya luas menyinari * Bangun dan saksikanlah ini, wahai Yang Mulia!
بِالْعِلْمِ
وَالْإِيمَانِ يَنْشُرُ هَدْيَهُ * لِلْعَالَمِينَ وَفَضْلُهُ لَا يُنْكَرُ
Dengan ilmu
dan iman, ia menyebarkan hidayahnya * untuk semseta, dan kemuliaannya tak terbantahkan
نَادَى
وَكَمْ نَادَى وَقَالَ لِقَوْمِهِ * الدِّينُ يُسْرٌ لِلْحَيَاةِ فَيَسِّرُوا
Menyeru,
lagi-lagi menyeru pada umatnya: * “Agama itu mudah, maka permudahlah!”
نَادَى
وَكَمْ نَادَى وَقَالَ لِقَوْمِهِ * لَا عُنْفَ لَا إِرْهَابَ لَا تَتَحَجَّرُوا
Menyeru,
berkali-kali menyeru pada kaumnya: * “Tidak ada kekerasan (dalam agama), tidak
pula teror. Dengan begitu, jangan membatu!”
نَادَى
وَكَمْ نَادَى وَقَالَ لِقَوْمِهِ * إِنْ تَنْصُرُوا رَبَّ الْبَرِيَّةِ
تُنْصَرُوا
Menyeru,
selamanya menyeru: * “Jika kalian menolong Tuhan, kalian pasti dilindungi
(oleh-Nya)”
Sekian syair indah ini. Sebenarnya saya
pribadi kurang pede dalam menerjemahkannya. Sudah barang tentu, terjemahan ini
mengurangi keindahan dan kesastraan bahasanya. Walau demikian, semoga tulisan
ini tetap membawa manfaat.